RENCANA pembangunan bandara di Temon Kulonprogo
terancam batal. Ini menyusul melambungnya harga tanah di sekitar lokasi
yang hendak didirikan Bandara. Harga tanah melambung secara tidak wajar
hingga mencapai Rp 500 ribu permeter persegi. Atas fenomena tersebut,
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pun memberi warning, bila
harga tanah mahal, maka pembangunan bandara akan dipindah. Sultan tidak
menyebut hendak dipindah ke mana.
Kita sangat yakin para
spekulan ikut bermain dalam melambungkan harga tanah di sekitar lokasi.
Seolah menjadi kelaziman, ketika di suatu lokasi hendak didirikan
infrastruktur strategis, seperti bandara, perguruan tinggi, dan
sebagainya, harga tanah di sekitarnya akan naik. Selagi kenaikannya
wajar, 10 persen misalnya, mungkin tak terlalu menimbullkan masalah.
Tapi kalau sudah mencapai 100 persen, bahkan lebih, tentu ini menjadi
tidak wajar. Dan, di mana pun, melambungnya harga tanah, sedikit banyak
akan menghambat investasi.
Kita menganggap peringatan Gubernur
untuk memindah lokasi pendirian bandara dari Kulonprogo bukanlah
main-main, melainkan sangat serius. Kalau harga tanah benar-benar
melambung, maka apa boleh buat, pembangunan bandara urung dilakukan.
Dan, hitung-hitung secara ekonomi, masyarakat Kulonprogo sendiri yang
akan dirugikan. Sebab, dengan berdirinya bandara, otomatis akan
menggerakkan sektor ekonomi lainnya, seperti perhotelan, rumah makan,
transportasi dan usaha jasa lainnya. Akibatnya, Kulonprogo akan terus
tertinggal dari daerah lain. Hal ini telah diingatkan oleh Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Tavip Agus Rayanto Jumat
lalu (KR, 21/12).
Kita sebenarnya juga telah mengingatkan soal
aksi para spekulan tanah. Begitu wilayah Temon Kulonprogo terpilih
sebagai lokasi bandara, para spekulan agaknya langsung bergerilnya dan
mempengaruhi para pemilik tanah agar menaikkan harga. Pemkab Kulonprogo
pun telah memperingatkannya. Namun, agaknya hal itu tak pernah
dihiraukan. Bila ‘ancaman’ Sultan benar terwujud, sehingga pembangunan
bandara dipindah, pertanyaannya pindah ke mana? Kita pun langsung
mengarah ke Bantul. Sebab, sebagaimana disebut - sebut sebelumnya,
bandara akan dibangun di Bantul, bukan di Kulonprogo.
Bupati
Bantul Hj Sri Surya Widati tak mau 'nggege mangsa', sehingga ketika
ditanya wartawan soal kesiapan Bantul, Bupati tak mau berkomentar
banyak. Intinya, Bupati Bantul nderek Ngarsa Dalem. Inilah sikap yang
paling bijak.
Meski begitu, kita yakin Bantul sebenarnya sangat
siap untuk dipilih sebagai lokasi pembangunan bandara. Sanden
disebut-sebut sebagai lokasi yang tepat dan strategis, antara lain
karena jaraknya lebih dekat dengan jantung Kota Yogya Meski izin
pembangunan bandara menjadi wewenang pemerintah pusat, namun untuk
lokasi tetap harus ada rekomendasi dari Sri Sultan HB X sebagai Gubernur
DIY. Jadi, kita tunggu saja rekomendasi Gubernur.
Home »
bantul
,
headline
,
jogjakarta
,
kulonprogo
» Terkendala harga tanah, Bandara jogja Pindah di bantul?
Terkendala harga tanah, Bandara jogja Pindah di bantul?
Written By : Redaksi on Sunday, December 30, 2012 | 10:25 PM
Labels:
bantul,
headline,
jogjakarta,
kulonprogo
+ comments + 2 comments
politik kah?
@Kang Obet
hmmm
Post a Comment